Dalam kamus Lisanul-’Arab kata Ya’juj dan Ma’juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul. Kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat. Ya’juj dan Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, alasannya yakni hebatnya gerakan.
A. Pandangan Hadis ihwal Ya’juj dan Ma’juj.
1. Hadits Riwayat Muslim.
Bahwa Rasulullah bangkit dari tidurnya sambil bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah orang-orang Arab kerana suatu tragedi akan terjadi, yaitu hari ini dinding menahan Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat bulat dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh?" Beliau menjawab: "Ya, jikalau banyak terjadi kemaksiatan." (HR. Muslim)
2. Hadits Riwayat Ibnu Majah.
dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Ya'juj dan Ma'juj akan dibukakan (jalan keluarnya), lantas mereka keluar sebagaimana yang difirmankan oleh Allah: '(Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh kawasan yang tinggi) ' (Qs. Al Anbiyaa; 96).
Kemudian mereka menguasai bumi seluruhnya dan sebagian kaum Muslimin berpihak ke golongan mereka, sehingga sisanya berada di kota-kota dan benteng-benteng beserta binatang ternak mereka. Ketika mereka melintasi sungai, maka mereka minum dari air sungai tersebut, sehingga mereka tidak menyisakan sesuatu pun di dalamnya. Lalu kelompok yang terakhir dari mereka melintas, maka salah seorang dari kelompok tersebut berkata, 'Sungguh, dahulu kawasan ini mengalirkan banyak air!'
Kemudian muncullah seorang dari mereka di atas bumi sambil berkata, 'Mereka semua yakni penguasa bumi, dan kami telah selesai (mengalahkan) mereka, dan sungguh kami akan menantang penduduk langit.' Sehingga seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, maka tombak tersebut kembali dengan lumuran darah."
Lalu mereka berkata, 'Kita telah membunuh penghuni langit.' Ketika mereka dalam keadaan mirip ini, Allah mengutus sekawanan binatang mirip ulat (belatung) pada belalang, kemudian menyerang leher-leher mereka sehingga mereka mati bergelimpangan layaknya matinya belalang, dan mereka saling bertumpukan. Pada pagi harinya, kaum muslimin tidak mendengar bunyi mereka, maka mereka bertanya, 'Siapakah kiranya seorang pria yang menggadaikan dirinya dan melihat apa yang mereka perbuat? ' maka turunlah seorang pria dari mereka yang menyiapkan dirinya untuk mereka bunuh, namun pria itu mendapati mereka telah mati terbunuh, maka ia pun berseru kepada mereka (kaum Muslimin), 'Bergembiralah, musuh kalian telah binasa! ' Maka orang-orang pun keluar dan melepaskan ternak-ternak mereka. Tidaklah mereka mempunyai binatang ternak kecuali hanya tersisa daging-dagingnya saja, lantas ia bersyukur atasnya sebagaimana sebaik-baiknya syukur dari tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah mendapat siraman air." (HR. Ibnu Majah)
1. Ahmad Mustafa al Maragi.
Ahmad Mustafa al Maragi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Yakjuj yakni Tatar dan Makjuj yakni Mongol. Mereka berasal dari satu bapak yang berjulukan Turk, bertempat tinggal di pecahan utara asia. Daerah mereka memanjang dari Tibet hingga Cina hingga ke Laut Baku Utara, di barat hingga Turkestan. Di banyak sekali zaman, bangsa-bangsa ini sering menyerang, menciptakan kerusakan di muka bumi, dan menghancurkan bangsa-bangsa lain. Di antara mereka terdapat bangsa-bangsa yang kejam, turun dari bukit-bukit di Asia Tengah dan pergi ke Eropa pada masa dahulu, mirip bangsa Smith, Sumeria, dan Hun. Mereka banyak menyerang negeri-negeri Cina dan Asia Barat. Dengan munculnya Temujin yang dijuluki dengan nama lengkap Jengis Khan (bahasa mongol=Raja Alam; 1167-1227), pada awal kurun ke-7 H/ke-12 M, ia berikut tentaranya yang perkasa keluar jauh ke Asia Tengah. Ia menundukan Cina Utara kemudian pergi ke negeri-negeri Islam, kemudian menundukan sultan Quthbuddin bin Armilan, salah seorang raja seljuk, yang menganut anutan Khawariz. Jengis Khan melaksanakan kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya di negeri ini.
2. Imam Hambali.
Musnad Imam Ahmad bin Hambal, mirip dikutip ibnu Katsir, menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: ‘Nuh mempunyai 3 orang anak yaitu Sam, nenek moyang orang Arab, Ham nenek moyang orang Sudan, dan Yafis nenek moyang orang Turk’. Menurut sebagian ulama, Ya’juj dan Ma’juj yakni keturunan Yafis putera Nuh ini.Demikian juga pendapat an Nasafi (w. 710/1310 M), spesialis Fiqh, Ushul Fiqh dan Tafsir yang bermahzab Hanafi yang ia lebih merinci lagi bahwa Yakjuj berasal dari suku Turk, sedangkan Makjuj berasal dari suku Jail serta dalam keturunan Yafis yang menciptakan kerusakan di muka bumi. Mereka tidak mati dan masing-masing mempunyai seribu keturunan yang diperlengkapi dengan senjata.
3. Hamka.
Prof. DR Hamka, memberi tafsiran bahwa Ya’juj dan Ma’juj yakni segala gerak yang telah dan hendak merusak dunia ini. Karena itu, baik diri, keluarga maupun negara wajib menciptakan tirai besi sebagai benteng biar Ya’juj dan Ma’juj tidak masuk.Mungkin Ya’juj dan Ma’juj sanggup ditafsirkan dengan pikiran jahat, maksud buruk, dan ideologi yang menyesatkan yang dianut oleh sebagian manusia.Manusia yang menganutnya dengan kelicikan jahatnya sanggup mempergunakan insan sesamanya menjadi alat untuk merusak bumi.Sebab itu, pikiran yang baik, harapan yang mulia, dan ideologi yang sehat harus ditanamkan dengan teguh pada setiap diri, keluarga, dan negara serta bangsa untuk membentengi Ya’juj dan Ma’juj.Ya’juj dan Ma’juj laksana air, senantiasa mencari kawasan untuk masuk walaupun hanya sebesar lubang jarum.
4. Harun Yahya.
Menurut Harun Yahya, Yakjuj dan Ma’juj berkemungkinan merujuk kepada peperangan Dunia pertama dan kedua. Ini berdasarkan Hadis insan di bakar disisi Ya’juj dan Ma’juj serta panah dan perisai(senjata) mereka sejauh tujuh tahun perjalanan(kecepatan). Dan turunnya mereka dari kawasan tempat yang tinggi.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pandangan hadis dan ulama ihwal Ya’juj dan Ma’juj. Sumber buku Ilmu Kalam Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
A. Pandangan Hadis ihwal Ya’juj dan Ma’juj.
1. Hadits Riwayat Muslim.
عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَيْقَظَ مِنْ نَوْمِهِ وَهُوَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَعَقَدَ سُفْيَانُ بِيَدِهِ عَشَرَةً قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Bahwa Rasulullah bangkit dari tidurnya sambil bersabda: "Laa ilaaha illallah, celakalah orang-orang Arab kerana suatu tragedi akan terjadi, yaitu hari ini dinding menahan Ya’juj dan Ma’juj telah terbuka sebesar ini. Dan Sufyan (perawi hadis ini) melingkarkan jarinya membentuk angka sepuluh (membuat bulat dengan jari telunjuk dan ibu jari). Aku (Zainab binti Jahsy) bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah kita semua akan binasa padahal di antara kita banyak terdapat orang-orang saleh?" Beliau menjawab: "Ya, jikalau banyak terjadi kemaksiatan." (HR. Muslim)
2. Hadits Riwayat Ibnu Majah.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُفْتَحُ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ فَيَخْرُجُونَ كَمَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى { وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ } فَيَعُمُّونَ الْأَرْضَ وَيَنْحَازُ مِنْهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى تَصِيرَ بَقِيَّةُ الْمُسْلِمِينَ فِي مَدَائِنِهِمْ وَحُصُونِهِمْ وَيَضُمُّونَ إِلَيْهِمْ مَوَاشِيَهُمْ حَتَّى أَنَّهُمْ لَيَمُرُّونَ بِالنَّهَرِ فَيَشْرَبُونَهُ حَتَّى مَا يَذَرُونَ فِيهِ شَيْئًا فَيَمُرُّ آخِرُهُمْ عَلَى أَثَرِهِمْ فَيَقُولُ قَائِلُهُمْ لَقَدْ كَانَ بِهَذَا الْمَكَانِ مَرَّةً مَاءٌ وَيَظْهَرُونَ عَلَى الْأَرْضِ فَيَقُولُ قَائِلُهُمْ هَؤُلَاءِ أَهْلُ الْأَرْضِ قَدْ فَرَغْنَا مِنْهُمْ وَلَنُنَازِلَنَّ أَهْلَ السَّمَاءِ حَتَّى إِنَّ أَحَدَهُمْ لَيَهُزُّ حَرْبَتَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَتَرْجِعُ مُخَضَّبَةً بِالدَّمِ فَيَقُولُونَ قَدْ قَتَلْنَا أَهْلَ السَّمَاءِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ دَوَابَّ كَنَغَفِ الْجَرَادِ فَتَأْخُذُ بِأَعْنَاقِهِمْ فَيَمُوتُونَ مَوْتَ الْجَرَادِ يَرْكَبُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فَيُصْبِحُ الْمُسْلِمُونَ لَا يَسْمَعُونَ لَهُمْ حِسًّا فَيَقُولُونَ مَنْ رَجُلٌ يَشْرِي نَفْسَهُ وَيَنْظُرُ مَا فَعَلُوا فَيَنْزِلُ مِنْهُمْ رَجُلٌ قَدْ وَطَّنَ نَفْسَهُ عَلَى أَنْ يَقْتُلُوهُ فَيَجِدُهُمْ مَوْتَى فَيُنَادِيهِمْ أَلَا أَبْشِرُوا فَقَدْ هَلَكَ عَدُوُّكُمْ فَيَخْرُجُ النَّاسُ وَيَخْلُونَ سَبِيلَ مَوَاشِيهِمْ فَمَا يَكُونُ لَهُمْ رَعْيٌ إِلَّا لُحُومُهُمْ فَتَشْكَرُ عَلَيْهَا كَأَحْسَنِ مَا شَكِرَتْ مِنْ نَبَاتٍ أَصَابَتْهُ قَطُّ
dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Ya'juj dan Ma'juj akan dibukakan (jalan keluarnya), lantas mereka keluar sebagaimana yang difirmankan oleh Allah: '(Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh kawasan yang tinggi) ' (Qs. Al Anbiyaa; 96).
Kemudian mereka menguasai bumi seluruhnya dan sebagian kaum Muslimin berpihak ke golongan mereka, sehingga sisanya berada di kota-kota dan benteng-benteng beserta binatang ternak mereka. Ketika mereka melintasi sungai, maka mereka minum dari air sungai tersebut, sehingga mereka tidak menyisakan sesuatu pun di dalamnya. Lalu kelompok yang terakhir dari mereka melintas, maka salah seorang dari kelompok tersebut berkata, 'Sungguh, dahulu kawasan ini mengalirkan banyak air!'
Kemudian muncullah seorang dari mereka di atas bumi sambil berkata, 'Mereka semua yakni penguasa bumi, dan kami telah selesai (mengalahkan) mereka, dan sungguh kami akan menantang penduduk langit.' Sehingga seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, maka tombak tersebut kembali dengan lumuran darah."
Lalu mereka berkata, 'Kita telah membunuh penghuni langit.' Ketika mereka dalam keadaan mirip ini, Allah mengutus sekawanan binatang mirip ulat (belatung) pada belalang, kemudian menyerang leher-leher mereka sehingga mereka mati bergelimpangan layaknya matinya belalang, dan mereka saling bertumpukan. Pada pagi harinya, kaum muslimin tidak mendengar bunyi mereka, maka mereka bertanya, 'Siapakah kiranya seorang pria yang menggadaikan dirinya dan melihat apa yang mereka perbuat? ' maka turunlah seorang pria dari mereka yang menyiapkan dirinya untuk mereka bunuh, namun pria itu mendapati mereka telah mati terbunuh, maka ia pun berseru kepada mereka (kaum Muslimin), 'Bergembiralah, musuh kalian telah binasa! ' Maka orang-orang pun keluar dan melepaskan ternak-ternak mereka. Tidaklah mereka mempunyai binatang ternak kecuali hanya tersisa daging-dagingnya saja, lantas ia bersyukur atasnya sebagaimana sebaik-baiknya syukur dari tumbuh-tumbuhan yang tidak pernah mendapat siraman air." (HR. Ibnu Majah)
Baca Juga :
B. Pandangan Ulama ihwal Ya’juj dan Ma’juj1. Ahmad Mustafa al Maragi.
Ahmad Mustafa al Maragi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Yakjuj yakni Tatar dan Makjuj yakni Mongol. Mereka berasal dari satu bapak yang berjulukan Turk, bertempat tinggal di pecahan utara asia. Daerah mereka memanjang dari Tibet hingga Cina hingga ke Laut Baku Utara, di barat hingga Turkestan. Di banyak sekali zaman, bangsa-bangsa ini sering menyerang, menciptakan kerusakan di muka bumi, dan menghancurkan bangsa-bangsa lain. Di antara mereka terdapat bangsa-bangsa yang kejam, turun dari bukit-bukit di Asia Tengah dan pergi ke Eropa pada masa dahulu, mirip bangsa Smith, Sumeria, dan Hun. Mereka banyak menyerang negeri-negeri Cina dan Asia Barat. Dengan munculnya Temujin yang dijuluki dengan nama lengkap Jengis Khan (bahasa mongol=Raja Alam; 1167-1227), pada awal kurun ke-7 H/ke-12 M, ia berikut tentaranya yang perkasa keluar jauh ke Asia Tengah. Ia menundukan Cina Utara kemudian pergi ke negeri-negeri Islam, kemudian menundukan sultan Quthbuddin bin Armilan, salah seorang raja seljuk, yang menganut anutan Khawariz. Jengis Khan melaksanakan kekejaman yang belum pernah ada sebelumnya di negeri ini.
2. Imam Hambali.
Musnad Imam Ahmad bin Hambal, mirip dikutip ibnu Katsir, menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda: ‘Nuh mempunyai 3 orang anak yaitu Sam, nenek moyang orang Arab, Ham nenek moyang orang Sudan, dan Yafis nenek moyang orang Turk’. Menurut sebagian ulama, Ya’juj dan Ma’juj yakni keturunan Yafis putera Nuh ini.Demikian juga pendapat an Nasafi (w. 710/1310 M), spesialis Fiqh, Ushul Fiqh dan Tafsir yang bermahzab Hanafi yang ia lebih merinci lagi bahwa Yakjuj berasal dari suku Turk, sedangkan Makjuj berasal dari suku Jail serta dalam keturunan Yafis yang menciptakan kerusakan di muka bumi. Mereka tidak mati dan masing-masing mempunyai seribu keturunan yang diperlengkapi dengan senjata.
3. Hamka.
Prof. DR Hamka, memberi tafsiran bahwa Ya’juj dan Ma’juj yakni segala gerak yang telah dan hendak merusak dunia ini. Karena itu, baik diri, keluarga maupun negara wajib menciptakan tirai besi sebagai benteng biar Ya’juj dan Ma’juj tidak masuk.Mungkin Ya’juj dan Ma’juj sanggup ditafsirkan dengan pikiran jahat, maksud buruk, dan ideologi yang menyesatkan yang dianut oleh sebagian manusia.Manusia yang menganutnya dengan kelicikan jahatnya sanggup mempergunakan insan sesamanya menjadi alat untuk merusak bumi.Sebab itu, pikiran yang baik, harapan yang mulia, dan ideologi yang sehat harus ditanamkan dengan teguh pada setiap diri, keluarga, dan negara serta bangsa untuk membentengi Ya’juj dan Ma’juj.Ya’juj dan Ma’juj laksana air, senantiasa mencari kawasan untuk masuk walaupun hanya sebesar lubang jarum.
4. Harun Yahya.
Menurut Harun Yahya, Yakjuj dan Ma’juj berkemungkinan merujuk kepada peperangan Dunia pertama dan kedua. Ini berdasarkan Hadis insan di bakar disisi Ya’juj dan Ma’juj serta panah dan perisai(senjata) mereka sejauh tujuh tahun perjalanan(kecepatan). Dan turunnya mereka dari kawasan tempat yang tinggi.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal pandangan hadis dan ulama ihwal Ya’juj dan Ma’juj. Sumber buku Ilmu Kalam Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.