Allah Swt. menegaskan akan senantiasa menjaga atau memelihara kesucian, kemurniaan dan keotentikan kitab suci al-Qur’an. Hal ini sanggup telah dijelaskan dalam QS. al-Hijr ayat 9.
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan niscaya Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. al-Hijr : 9)
Sejak diturunkan sampai kiamat kelak kemurnian dan kautentikan al-Qur’an akan senantiasa terjaga. Hal ini disebabkan lantaran kemu’jizatan yang terkandung di dalam al-Qur’an itu sendiri, baik dari aspek bahasa dan uslubnya maupun dari aspek isi kandungannya yang memang terbukti tak satupun insan yang sanggup menjiplak atau mendatang semisal-nya.
Dalam hal terjaganya kemurnian dan keotentikan al-Qur’an ini, al-Qur’an mengajukan tantangan terutama kepada orang-orang kafir dan siapapun yang mencurigai kebenarannya. Mereka menuduh bahwa al-Qur’an hanyalah sejenis mantera-mantera tukang tenung dan kumpulan syair-syair. Mereka menduga bahwa al-Qur’an yakni karangan Nabi Muhammad Saw. Tantangan al-Qur’an diberikan secara sedikit demi sedikit yakni sebagai berikut :
a. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan semisalnya secara keseluruhan. Hal ini terkandung dalam QS. ath-Thur [52] ayat 33-34.
"Ataukah mereka berkata, ”Dia (Muhammad) mereka-rekanya.” Tidak! Merekalah yang tidak beriman. Maka cobalah mereka menciptakan yang semisal dengannya (alQur’an) jikalau mereka orang-orang yang benar." (QS. ath-Thur : 33-34)
Pada ayat lain ditegaskan bahwa insan (dan jin) tidak akan pernah bisa untuk mendatangkan semisal al-Qur’an secara keseluruhan. Sebagaimana ditegaskan dalam QS. al-Isra’ [17]: 88.
"Katakanlah, ”Sesungguhnya jikalau insan dan jin berkumpul untuk menciptakan yang serupa (dengan) al-Qur’an ini, mereka tidak akan sanggup menciptakan yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”. (QS. Al-Isra’: 88)
b. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan 10 surah semisalnya. Hal ini terkandung dalam QS. Yunus [10] ayat 38
"Apakah pantas mereka menyampaikan beliau (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, ”Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (al-Qur’an), dan ajaklah siapa saja di antara kau orang yang bisa (membuatnya) selain Allah, jikalau kau orang-orang yang benar.” (QS. Yunus : 38)
c. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan satu surah saja semisal al-Qur’an. Hal ini terkandung dalam QS. al-Baqarah [2] ayat 23.
"Dan jikalau kau mencurigai (al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolongpenolongmu selain Allah, jikalau kau orang-orang yang benar." (QS. al-Baqarah : 23)
Dari ketiga tantangan tersebut terbukti bahwa ternyata tidak ada yang sanggup mendatangkan atau menciptakan yang serupa dengan al-Qur’an, lantaran memang alQur’an bukan buatan manusia, al-Qur’an yakni wahyu Allah Swt.
Dari warta sejarah juga telah terbukti bahwa al-Qur’an terjaga kemurniannya. Al-Qur’an tidak sanggup dipalsukan. Hal ini disebabkan lantaran banyak di antara umat Islam yang menjaganya dengan kekuatan hafalan mereka. Dan ternyata kekuatan hafalan ini pulalah yang menjadi jaminan penguat dalam menjaga kemurnian dan keotentikan al-Qur’an tersebut.
Al-Qur’an diturunkan selama lebih kurang 23 tahun secara berangsur-angur. Kala itu banyak sobat Nabi Saw. yang menghafal al-Qur’an, di samping juga setiap kali turun ayat, maka ayat tersebut ditulis dalam media yang sangat sederhana, seperti: tulang, batu, pelepah daun kurma, kulit binatang, dan lain-lain. Sehingga pada masa Khalifah Usman bin ‘Affan ra. al-Qur’an dikodifikasi dalam bentuk mushaf, kekuatan hafalanlah yang menjadi satu unsur terpenting dalam menjaga kemurnian dan keotentikan al-Qur’an. Singkatnya, kemurnian dan keotentikan al-Qur’an terletak pada kemu’jizatan al-Qur’an yang tidak bisa ditiru oleh siapapun, dan adanya kekuatan hafalan orang-orang Islam yang juga berperan dalam menjaga keotentikannya. Sejarahpun telah membuktikannya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal keotentikan al-Qur’an. Sumber buku Al-Qur'an Hadits Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan niscaya Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. al-Hijr : 9)
Sejak diturunkan sampai kiamat kelak kemurnian dan kautentikan al-Qur’an akan senantiasa terjaga. Hal ini disebabkan lantaran kemu’jizatan yang terkandung di dalam al-Qur’an itu sendiri, baik dari aspek bahasa dan uslubnya maupun dari aspek isi kandungannya yang memang terbukti tak satupun insan yang sanggup menjiplak atau mendatang semisal-nya.
Dalam hal terjaganya kemurnian dan keotentikan al-Qur’an ini, al-Qur’an mengajukan tantangan terutama kepada orang-orang kafir dan siapapun yang mencurigai kebenarannya. Mereka menuduh bahwa al-Qur’an hanyalah sejenis mantera-mantera tukang tenung dan kumpulan syair-syair. Mereka menduga bahwa al-Qur’an yakni karangan Nabi Muhammad Saw. Tantangan al-Qur’an diberikan secara sedikit demi sedikit yakni sebagai berikut :
a. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan semisalnya secara keseluruhan. Hal ini terkandung dalam QS. ath-Thur [52] ayat 33-34.
أَمْ يَقُولُونَ تَقَوَّلَهُۥ ۚ بَل لَّا يُؤْمِنُونَ . فَلْيَأْتُوا۟ بِحَدِيثٍ مِّثْلِهِۦٓ إِن كَانُوا۟ صَٰدِقِينَ
"Ataukah mereka berkata, ”Dia (Muhammad) mereka-rekanya.” Tidak! Merekalah yang tidak beriman. Maka cobalah mereka menciptakan yang semisal dengannya (alQur’an) jikalau mereka orang-orang yang benar." (QS. ath-Thur : 33-34)
Pada ayat lain ditegaskan bahwa insan (dan jin) tidak akan pernah bisa untuk mendatangkan semisal al-Qur’an secara keseluruhan. Sebagaimana ditegaskan dalam QS. al-Isra’ [17]: 88.
قُل لَّئِنِ ٱجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
"Katakanlah, ”Sesungguhnya jikalau insan dan jin berkumpul untuk menciptakan yang serupa (dengan) al-Qur’an ini, mereka tidak akan sanggup menciptakan yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”. (QS. Al-Isra’: 88)
b. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan 10 surah semisalnya. Hal ini terkandung dalam QS. Yunus [10] ayat 38
أَمْ يَقُولُونَ ٱفْتَرَىٰهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ مَنِ ٱسْتَطَعْتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
"Apakah pantas mereka menyampaikan beliau (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, ”Buatlah sebuah surah yang semisal dengan surah (al-Qur’an), dan ajaklah siapa saja di antara kau orang yang bisa (membuatnya) selain Allah, jikalau kau orang-orang yang benar.” (QS. Yunus : 38)
c. Al-Qur’an menantang siapapun yang mencurigai kebenaran al-Qur’an untuk mendatangkan satu surah saja semisal al-Qur’an. Hal ini terkandung dalam QS. al-Baqarah [2] ayat 23.
وَإِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
"Dan jikalau kau mencurigai (al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolongpenolongmu selain Allah, jikalau kau orang-orang yang benar." (QS. al-Baqarah : 23)
Dari ketiga tantangan tersebut terbukti bahwa ternyata tidak ada yang sanggup mendatangkan atau menciptakan yang serupa dengan al-Qur’an, lantaran memang alQur’an bukan buatan manusia, al-Qur’an yakni wahyu Allah Swt.
Dari warta sejarah juga telah terbukti bahwa al-Qur’an terjaga kemurniannya. Al-Qur’an tidak sanggup dipalsukan. Hal ini disebabkan lantaran banyak di antara umat Islam yang menjaganya dengan kekuatan hafalan mereka. Dan ternyata kekuatan hafalan ini pulalah yang menjadi jaminan penguat dalam menjaga kemurnian dan keotentikan al-Qur’an tersebut.
Al-Qur’an diturunkan selama lebih kurang 23 tahun secara berangsur-angur. Kala itu banyak sobat Nabi Saw. yang menghafal al-Qur’an, di samping juga setiap kali turun ayat, maka ayat tersebut ditulis dalam media yang sangat sederhana, seperti: tulang, batu, pelepah daun kurma, kulit binatang, dan lain-lain. Sehingga pada masa Khalifah Usman bin ‘Affan ra. al-Qur’an dikodifikasi dalam bentuk mushaf, kekuatan hafalanlah yang menjadi satu unsur terpenting dalam menjaga kemurnian dan keotentikan al-Qur’an. Singkatnya, kemurnian dan keotentikan al-Qur’an terletak pada kemu’jizatan al-Qur’an yang tidak bisa ditiru oleh siapapun, dan adanya kekuatan hafalan orang-orang Islam yang juga berperan dalam menjaga keotentikannya. Sejarahpun telah membuktikannya.