Halaman

Minggu, 27 Januari 2019

Akhlak Utama Dari Bubuk Bakar Dan Meneladani Adab Utama Bubuk Bakar

A. Akhlak Utama Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.
Beliau yakni Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al-Qurasyi At-Taimy. Nasab dia bertemu dengan nasabnya Rasulullah Saw. pada kakek keenam yaitu Murrah bin Ka’ab.

Bapak beliau, Utsman bin Amir, dekat dipanggil Abu Quhafah. Ibu dia yakni Ummul Khair yaitu Salma binti Shohr bin Amir. Berarti sang ibu yakni putri pamannya (sepupu) bapak. Beliau dilahirkan dua tahun enam bulan sehabis Tahun Gajah.

Di masa Jahiliyah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang. Hal ini diketahui oleh semua insan sehingga dia sering didatangi para cowok Quraisy untuk diminta keterangan wacana ilmu pengetahuan, taktik berdagang, dan sopan santunnya. Selain itu, dia juga termasuk salah satu dari hebat nasab Quraisy hingga Rasulullah Saw pernah mengatakan, “Sesungguhnya Abu Bakar Ra. yakni seorang Quraisy yang paling mengetahui wacana nasab mereka.” (HR. Muslim, 2490)

Bahkan Abu Bakar Ra. tidak pernah meminum Khamer walaupun di masa Jahiliyah. Tatkala dia ditanya, dia menjawab, “Aku yakni orang yang menjaga kehormatan dan menjaga kewibawaan, siapa yang meminum khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan wibawanya.” (Lihat Tarikh Al-Khaulafa, 49)

Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al- Amin (yakni Rasulullah Saw), maka Abu Bakar Ra. menyambut baik hidayah Islam, bahkan dia yakni orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum pria yang merdeka.

Sahabat Ammar bin Yasir bercerita,


سَمِعْتُ عَمَّارًا يَقُولُ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا مَعَهُ إِلَّا خَمْسَةُ أَعْبُدٍ وَامْرَأَتَانِ وَأَبُو بَكْرٍ

"Aku melihat Rasulullah di Makkah dan tidakkah bersamanya kecuali lima orang budak, dua wanita, dan Abu Bakar Ra.(HR. Bukhari)

Setelah mengikrarkan keislamannya, Abu Bakar ra mengajak sahabat- sahabatnya untuk masuk Islam, sehingga dengan alasannya yakni dakwahnya banyak para cowok Makkah yang menyatakan keislamannya. Beliau pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Swt. Bahkan dia pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak sanggup mengalahkannya dalam berinfaq. Selain itu, Abu Bakar memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali ridha Allah Swt.

Sebagai kesimpulan adat utama dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.
a. Di masa jahiliah Abu Bakar dikenal sebagai seorang yang jujur, berakhlak mulia, dan mahir dalam berdagang.
b. Pandai wacana ilmu pengetahuan, taktik berdagang, dan sopan santun.
c. Orang yang menjaga kehormatan dan menjaga kewibawaan, siapa yang meminum Khamer maka berarti dia telah melalaikan kehormatan dan wibawanya.
d. Ketika cahaya Islam menerangi bumi Makkah dibawa oleh seorang Al-Amin (yakni Rasulullah Saw.), maka Abu Bakar Ra. menyambut baik hidayah Islam, bahkan dia yakni orang pertama yang masuk Islam dari kalangan kaum pria yang merdeka.
 e. Abu Bakar Ra. pun banyak menginfakkan hartanya di jalan Allah Swt. Bahkan dia pernah menginfakkan seluruh hartanya hingga sahabat Umar tidak sanggup mengalahkannya dalam berinfak. Selain itu, Abu Bakar memerdekakan para budak dan tidak mengharapkan dari hal itu semua kecuali wajah Allah Swt.

B. Meneladani Akhlak Utama dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.
Sebagai sahabat Nabi tentu Abu Bakar mempunyai ahlak yang luhur dan sanggup diteladani oleh kita semua. Sifat yang patut kita teladaani dari Abu Bakar antara lain :

1) Kasih Sayang, Suka Menolong dan Dermawan.
Abu Bakar yakni salah satu sahabat kaya raya yang dermawan. Bahkan semenjak masukIslam, dia telah mempersilahkan Rasulullah memakai harta bendanya untuk berdakwah demi kejayaan agama Islam. Abu Bakar yakni sosok yang pengasih. Hal ini dibuktikan dengan penebusan kepada seorang budak yang disiksa oleh majikannya lantaran masuk Islam, dialah Bilal bin Rabbah. Tidak hanya Bilal, masih banyak lagi budak-budak beragama Islam yang dibebaskan oleh Abu Bakar.

Kasih sayang, suka menolong dan gemar memberi merupakan ahlak yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salah satu Asmaul Husna yakni ar-Rahman dan ar-Rahim, artinya pengasih dan penyayang. Dalam Al-Quran dan hadis kita juga dianjurkan untuk saling menolong. Allah Swt menyuruh kita tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, namun tidak boleh tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Mendermakan sebagian harta kita untuk orang lain yang membutuhkan akan sanggup mengurangi dosa kita, menimbulkan harta kita higienis dan rizki akan bertambah banyak.

2) Rendah Hati.
Sikap rendah hati Abu Bakar terlihat ketika berpidato di awal pemerintahannya. Abu Bakar berkata kepada umat Islam, "Bantulah saya jikalau saya berada di jalan yang benar, dan bimbinglah saya jikalau saya di jalan yang salah. Taatilah saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jikalau saya mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka janganlah engkau mengikutiku." Penyebab iblis menjadi musuh abadi insan dan diturunkan dari nirwana yakni lantaran sifat sombong iblis. Allah Swt sangat menyukai orang yang rendah hati, sebaliknya Allah Swt sangat mengutuk orang yang sombong. Dalam hadis dijelaskan bahwa orang yang sombong tidak akan sanggup mencium wanginya surga.

3) Berjiwa Tenang.
Ketika Rasulullah Saw meninggal dunia, semua orang begitu murung lantaran merasa kehilangan orang yang sangat dicintai. Bahkan Umar bin Khattab sangat murka dan menghunuskan pedang ketika ada orang yang memberi kabar bahwa Rasulullah Saw meninggal. Namun tidak demikian dengan Abu Bakar, dia menampakkan kepasrahannya, dia mendapatkan dengan nrimo atas meninggalnya Rasulullah Saw.

4) Suka Bermusyawarah.
Sebagai seorang pemimpin Abu Bakar jauh dari sifat otoriter. Dia selalu memutuskan problem yang dihadapi umat Islam dengan jalan musyawarah. Hal ini sanggup dilihat ketika Abu Bakar jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat. Dia memanggil para tokoh Islam dari banyak sekali suku untuk diajak musyawarah memilih siapa pengganti khalifah sehabis dia meninggal. Meskipun pada hasilnya Abu Bakar menunjuk sendiri Umar bin Khattab sebagai penggantinya namun dia tetap menawarkannya kepada para sahabat yang lain.

5) Setia.
Saat Rasulullah Saw berturut-turut ditinggal wafat oleh orang-orang yang disayanginya, Abu Bakar yakni orang yang cendekia menghibur Rasulullah Saw. Abu Bakar juga selalu mendampingi dakwah Rasulullah Saw, baik dalam keadaan senang maupun bahaya. Ketika Nabi mendapatkan perlawanan dari kaum kafir Quraisy, Abu Bakar selalu membela Rasulullah Saw, bahkan beberapa kali Abu Bakar berhasil menghentikan perbuatan orang kafir Quraisy yang akan membunuh Rasulullah Saw. Kesetiaan Abu Bakar terhadap Rasulullah juga dibuktikan ketika Abu Bakar mendampingi Rasulullah ketika hijrah ke Madinah. Padahal kejaran kaum kafir Quraisy yakni ancaman yang mengancam ketika itu, namun Abu Bakar telah mengambarkan kesetiaannya untuk menemani Rasulullah Saw hingga di Madinah.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana adat utama dari Abu Bakar dan meneladani adat utama Abu Bakar. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Akidah Akhlak Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Facebook Twitter Google+

Back To Top