Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra yaitu seorang yang selalu membenarkan info yang dibawa Nabi Muhammad Saw semustahil apa pun berdasarkan manusia. Peristiwa Isra’ dan Mi’raj yaitu bukti faktual bahwa dia yaitu Ash-Shidiq. Tatkala insan tiba beramai-ramai sambil mengolok-olok Rasulullah alasannya ceritanya tersebut, tetapi apa yang diucapkan oleh sobat Abu Bakar? Beliau justru mengatakan, “Apabila Rasulullah telah menyampaikan hal itu, maka sungguh dia telah benar.”
Karena itu, tidak berlebihan kalau dia disebut sebagai Ash- Shiddiq. Bahkan yang memberi gelar dia Ash-Shiddiq yaitu Rasulullah Saw. sendiri.
Suatu hari Rasulullah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Gunung Uhud itu bergetar, lantas Rasulullah Saw. menenangkan gunung Uhud seraya mengatakan,
“Tenang wahai Uhud, alasannya di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari).
Terkait dengan dongeng di atas, Al-Imam Ibnu Jarir menyampaikan bahwa pelaku dalam QS. Az-Zumar :33 yaitu Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar ra.
“Dan orang yang membawa kebenaran(Muhammad)dan membenarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zumar :33)
Abu Bakar Ra. yaitu sobat Rasulullah Saw yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah Ra. menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar mempunyai seorang budak yang setiap harinya budak tersebut memberi dia hasil perjuangan kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil perjuangan budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut membawa kuliner dan Abu Bakar memakan sebagian dari kuliner tersebut. Lantas budak tersebut menyampaikan kepadanya,
“Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana kuliner ini?”
Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau sanggup kuliner ini?”
Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak menyerupai orang arif (dukun) kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu perihal ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia menawarkan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar Ra. eksklusif memasukkan jari ke mulutnya dan memuntahkan semua kuliner yang tadi ia makan. (HR. Bukhari)
Zaid bin Arqam Ra. bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar Ra. pernah melaksanakan ghulul dan darinya ia membawa kuliner kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar final makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku perihal setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’
Abu Bakar menjawab, ‘Yang menimbulkan hal itu tidak lain yaitu alasannya rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau membunuhku.’
Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke lisan dan berusaha memuntahkan setiap suapan kuliner yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya kuliner itu tidak sanggup keluar kecuali dengan air.’ Maka dia meminta segelas air kemudian meminumnya dan memuntahkannya sampai keluar semua kuliner yang tadi dia makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya alasannya ingin memuntahkan kuliner yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali kalau harus bersama jiwaku maka akan saya lakukan’
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal kisah pola Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Akidah Akhlak Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Karena itu, tidak berlebihan kalau dia disebut sebagai Ash- Shiddiq. Bahkan yang memberi gelar dia Ash-Shiddiq yaitu Rasulullah Saw. sendiri.
Suatu hari Rasulullah naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Gunung Uhud itu bergetar, lantas Rasulullah Saw. menenangkan gunung Uhud seraya mengatakan,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ
“Tenang wahai Uhud, alasannya di atasmu ada seorang Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.” (HR. Bukhari).
Terkait dengan dongeng di atas, Al-Imam Ibnu Jarir menyampaikan bahwa pelaku dalam QS. Az-Zumar :33 yaitu Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar ra.
وَٱلَّذِى جَآءَ بِٱلصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُتَّقُونَ
“Dan orang yang membawa kebenaran(Muhammad)dan membenarkannya mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zumar :33)
Abu Bakar Ra. yaitu sobat Rasulullah Saw yang sangat berhati-hati dalam hal makanan. Aisyah Ra. menceritakan bahwa suatu waktu Abu Bakar mempunyai seorang budak yang setiap harinya budak tersebut memberi dia hasil perjuangan kesehariannya. Abu Bakar pun memakan dari hasil perjuangan budaknya tersebut. Suatu hari budak tersebut membawa kuliner dan Abu Bakar memakan sebagian dari kuliner tersebut. Lantas budak tersebut menyampaikan kepadanya,
“Wahai tuanku, tahukan Anda dari mana kuliner ini?”
Abu Bakar menjawab, “Dari mana engkau sanggup kuliner ini?”
Budak itu menjawab, “Dahulu saya pernah berlagak menyerupai orang arif (dukun) kepada seseorang, padahal saya sama sekali tidak tahu perihal ilmu perdukunan. Saya hanya menipunya dan ia menawarkan upah kepadaku, termasuk apa yang engkau makan tadi.” Mendengar hal itu Abu Bakar Ra. eksklusif memasukkan jari ke mulutnya dan memuntahkan semua kuliner yang tadi ia makan. (HR. Bukhari)
Baca Juga :
Zaid bin Arqam Ra. bercerita, “Salah satu budak Abu Bakar Ra. pernah melaksanakan ghulul dan darinya ia membawa kuliner kepada Abu Bakar. Setelah Abu Bakar final makan, budak tersebut mengatakan, ‘Wahai Tuanku, biasanya setiap malam engkau bertanya kepadaku perihal setiap hasil usahaku, tetapi mengapa malam ini engkau tidak bertanya terlebih dahulu?’
Abu Bakar menjawab, ‘Yang menimbulkan hal itu tidak lain yaitu alasannya rasa lapar. Memangnya dari mana harta tersebut?’ Maka budak tersebut menceritakan usahanya. Serta-merta Abu Bakar menjawab, ‘Hampir saja engkau membunuhku.’
Lalu Abu Bakar memasukkan tangannya ke lisan dan berusaha memuntahkan setiap suapan kuliner yang tertelan, tetapi usahanya tidak berhasil, kemudian dikatakan, ‘Sesungguhnya kuliner itu tidak sanggup keluar kecuali dengan air.’ Maka dia meminta segelas air kemudian meminumnya dan memuntahkannya sampai keluar semua kuliner yang tadi dia makan. Lalu dikatakan kepada beliau, ‘Engkau lakukan ini hanya alasannya ingin memuntahkan kuliner yang telah engkau makan?’ Beliau menjawab, ‘Seandainya ia tidak keluar kecuali kalau harus bersama jiwaku maka akan saya lakukan’
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal kisah pola Abu Bakar Ash-Shiddiq Ra.. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Akidah Akhlak Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.