Halaman

Minggu, 13 Januari 2019

Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Qashash Ayat 79-82 Perihal Hidup Sederhana


A. Bacaan Lafal Surat Al-Qashash Ayat 79-82 dan Artinya.

فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ

Fakharaja 'alaa qawmihi fii ziinatihi qaala ladziina yuriiduuna lhayaata ddunyaa yaa layta lanaa mitsla maa uutiya qaaruunu innahu ladzuu hazhzhin 'azhiim.

"Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita memiliki ibarat apa yang telah diberikan kepada Karun; bergotong-royong ia benar-benar memiliki keberuntungan yang besar". (QS. Al-Qashash : 79)

وَقَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ وَيْلَكُمْ ثَوَابُ ٱللَّهِ خَيْرٌ لِّمَنْ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَلَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ٱلصَّٰبِرُونَ

Waqaala ladziina uutuu l'ilma waylakum tsawaabu laahi khayrun liman aamana wa'amila shaalihan walaa yulaqqaahaa illaa shshaabiruun.

"Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah yaitu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan bersedekah saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al-Qashash : 80)

فَخَسَفْنَا بِهِۦ وَبِدَارِهِ ٱلْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُۥ مِن فِئَةٍ يَنصُرُونَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُنتَصِرِينَ

Fakhasafnaa bihi wabidaarihi l-ardha famaa kaana lahu min fi-atin yanshuruunahu min duuni laahi wamaa kaana mina lmuntashiriin.

"Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)." (QS. Al-Qashash : 81)

وَأَصْبَحَ ٱلَّذِينَ تَمَنَّوْا۟ مَكَانَهُۥ بِٱلْأَمْسِ يَقُولُونَ وَيْكَأَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ ۖ لَوْلَآ أَن مَّنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَا لَخَسَفَ بِنَا ۖ وَيْكَأَنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلْكَٰفِرُونَ

Wa-ashbaha ladziina tamannaw makaanahu bil-amsi yaquuluuna wayka-anna laaha yabsuthu rrizqa liman yasyaau min 'ibaadihi wayaqdiru lawlaa an manna laahu 'alaynaa lakhasafa binaa wayka-annahu laa yuflihu lkaafiruun.

"Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; jikalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (QS. Al-Qashash : 82)

B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat al-Qashash Ayat 79-82.

Ayat 79-82 ditampilkan dongeng Qarun dengan memaparkan kekuatan harta dan pengetahuan yang juga berakhir dengan kebinasaan ketika disertai oleh kedurhakaan dan keangkuhan. Kisah ini ditampilkan sebagai peringatan kepada kaum musyrikin Mekah yang menindas kaum muslimin antara lain disebabkan oleh kekayaan yang mereka miliki. Di sisi lain, mereka percaya bahwa kekayaan yaitu menunjukan keterbebasan dari siksa. Mereka contohnya berkata,

وَقَالُوا۟ نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَٰلًا وَأَوْلَٰدًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ

Artinya “Kami memiliki harta dan bawah umur lebih banyak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan disiksa.” (QS. Saba’ (34): 35).

Nah, dari sini ayat-ayat yang berbicara wacana Qarun ini ditampilkan untuk membuktikan kekeliruan mereka.

Ada beberapa catatan penting yang perlu digarisbawahi wacana ayat ini.
Pertama, dalam pandangan Islam, hidup duniawi dan ukhrawi merupakan satu kesatuan. Dunia yaitu daerah menanam dan darul abadi yaitu daerah menuai. Apa yang ditanam di sini, akan memperoleh buahnya di sana. Islam tidak mengenal istilah amal dunia dan amal akhirat.

Kedua, ayat di atas menggarisbawahi pentingnya mengarahkan pandangan kepada darul abadi sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai sarana mencapai tujuan. Ini terlihat terang dengan firman-Nya yang memerintahkan mencari dengan penuh kesungguhan kebahagiaan akhirat. Pada apa yang dianugerahkan Allah Swt atau dalam istilah ayat di atas.

Dengan demikian, semakin banyak yang diperoleh - secara halal - dalam kehidupan dunia ini, semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan ukhrawi, selama itu diperoleh dan dipakai sesuai petunjuk Allah Swt. Itu juga berarti bahwa ayat ini memang menggarisbawahi pentingnya dunia, tetapi ia penting bukan sebagai tujuan namun sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Ketiga, ayat di atas memakai redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara wacana kebahagiaan akhirat, bahkan menekannya dengan perintah untuk bersungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya. Sedang perintahnya menyangkut kebahagiaan duniawi berbentuk pasif yakni: jangan lupakan. Ini mengesankan perbedaan antar keduanya. Dan harus diakui bahwa memang keduanya sangat berbeda.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana isi kandungan Al-Qur'an surat  al-Qashash Ayat 79-82 wacana hidup sederhana. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu  etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Facebook Twitter Google+

Back To Top