A. Lafal Bacaan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 30 Sampai 32 dan Artinya.
wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii l-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku ddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuun
"Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menimbulkan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui". (QS. Al-Baqarah : 30)
wa'allama aadama l-asmaa-a kullahaa tsumma 'aradhahum 'alaa lmalaa-ikati faqaala anbi-uunii bi-asmaa-i haaulaa-i in kuntum shaadiqiin
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat kemudian berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jikalau kau mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah : 31)
qaaluu subhaanaka laa 'ilma lanaa illaa maa 'allamtanaa innaka anta l'aliimu lhakiim
"Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sebenarnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Baqarah : 32)
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 30-32.
Dalam ayat 30 surah al-Baqarah ini, disampaikan informasi bahwa sebelum Allah Swt. membuat insan pertama yakni Adam as. hal tersebut sudah disampaikan kepada para malaikat. Diilustrasikan dalam ayat tersebut, terjadi obrolan antara Allah Swt. dengan malaikat. Allah Swt. memberikan kepada para malaikat bahwa Allah Swt. hendak menimbulkan khalifah di muka bumi yaitu manusia. Apakah yang dimaksud khalifah itu? Khalifah berarti pengganti, yang menggantikan atau yang tiba setelah siapa yang datang.
Ulama’ ada yang mengartikan bahwa khalifah ialah yang menggantikan Allah Swt. dalam menegakkan hukum-hukum-Nya di muka bumi. Allah Swt. menunjuk insan sebagai khalifah merupakan penghormatan kepadanya alasannya kelebihannya dibandingkan makhluk selain manusia, tidak terkecuali malaikat. Dengan menunjuk insan sebagai khalifah, Allah Swt. juga bermaksud mengujinya sejauh mana insan sanggup melakukan amanah sebagai khalifah Allah Swt. di muka bumi.
Ketika Allah Swt. memberikan rencana tersebut, malaikat menyampaikan
قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
”Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Bila dikaji dengan baik, pernyataan malaikat tersebut bukan menunjukan keberatan atas rencana Allah Swt. tersebut. Perlu diingat bahwa malaikat yaitu makhluk yang sangat taat dan patuh terhadap Allah Swt., mustahil malaikat menentang dan mendurhakaiNya, termasuk terhadap rencana menimbulkan khalifah di muka bumi ini. Namun demikian, pertanyaan malaikat tersebut sanggup diasumsikan beberapa hal.
Pertama, sanggup jadi hal itu menurut pengalaman mereka sebelum terciptanya insan dimana ada makhluk yang berlaku merusak dan menumpahkan darah.
Kedua, atau sanggup juga malaikat menduga bahwa alasannya yang akan ditugaskan menjadi khalifah bukan malaikat, maka tentunya makhluk ini berbeda dengan mereka yang senan-tiasa bertasbih dan memuji Allah Swt.
Ketiga, sanggup juga alasannya dari penamaan Allah Swt. terhadap makhluk yang akan diciptakan dengan sebutan khalifah. Kata khalifah ini mengisyaratkan pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian niscaya ada diantara mereka yang berbuat kerusakan, perselisihan dan pertumpahan darah. Wallahu a’lam. Tetapi, apapun latar belakang pertanyaan malaikat tersebut, yang niscaya malaikat hanya bertanya kepada Allah Swt. bukan memberikan keberatan terhadap rencana Allah Swt.
Kemudian dalam ayat tersebut, diketahui bahwa pertanyaan malaikat itu dijawab singkat oleh Allah Swt.: إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ”Sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui apa yang kau tidak ketahui”. Jawaban Allah Swt. tersebut juga diperkuat bahwa insan memang layak ditugasi sebagai khalifah di muka bumi alasannya kelebihan insan jikalau dibandingkan makhluk lain termasuk malaikat. Kelebihan yang sangat faktual yaitu kelengkapan unsur penciptaan manusia, yaitu jasad fisik, ruh termasuk di dalamnya nafsu, dan yang terpenting kelebihan logika pikiran yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia.
Dalam ayat selanjutnya, ayat 31-32, Allah Swt. menyatakan kelebihan insan dibandingkan makhluk lainnya.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
wa-idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii jaa'ilun fii l-ardhi khaliifatan qaaluu ataj'alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfiku ddimaa-a wanahnu nusabbihu bihamdika wanuqaddisu laka qaala innii a'lamu maa laa ta'lamuun
"Ingatlah dikala Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menimbulkan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kau ketahui". (QS. Al-Baqarah : 30)
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
wa'allama aadama l-asmaa-a kullahaa tsumma 'aradhahum 'alaa lmalaa-ikati faqaala anbi-uunii bi-asmaa-i haaulaa-i in kuntum shaadiqiin
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat kemudian berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jikalau kau mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah : 31)
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
qaaluu subhaanaka laa 'ilma lanaa illaa maa 'allamtanaa innaka anta l'aliimu lhakiim
"Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sebenarnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Baqarah : 32)
B. Isi Kandungan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 30-32.
Dalam ayat 30 surah al-Baqarah ini, disampaikan informasi bahwa sebelum Allah Swt. membuat insan pertama yakni Adam as. hal tersebut sudah disampaikan kepada para malaikat. Diilustrasikan dalam ayat tersebut, terjadi obrolan antara Allah Swt. dengan malaikat. Allah Swt. memberikan kepada para malaikat bahwa Allah Swt. hendak menimbulkan khalifah di muka bumi yaitu manusia. Apakah yang dimaksud khalifah itu? Khalifah berarti pengganti, yang menggantikan atau yang tiba setelah siapa yang datang.
Ulama’ ada yang mengartikan bahwa khalifah ialah yang menggantikan Allah Swt. dalam menegakkan hukum-hukum-Nya di muka bumi. Allah Swt. menunjuk insan sebagai khalifah merupakan penghormatan kepadanya alasannya kelebihannya dibandingkan makhluk selain manusia, tidak terkecuali malaikat. Dengan menunjuk insan sebagai khalifah, Allah Swt. juga bermaksud mengujinya sejauh mana insan sanggup melakukan amanah sebagai khalifah Allah Swt. di muka bumi.
Ketika Allah Swt. memberikan rencana tersebut, malaikat menyampaikan
قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ
”Mengapa Engkau hendak menimbulkan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Bila dikaji dengan baik, pernyataan malaikat tersebut bukan menunjukan keberatan atas rencana Allah Swt. tersebut. Perlu diingat bahwa malaikat yaitu makhluk yang sangat taat dan patuh terhadap Allah Swt., mustahil malaikat menentang dan mendurhakaiNya, termasuk terhadap rencana menimbulkan khalifah di muka bumi ini. Namun demikian, pertanyaan malaikat tersebut sanggup diasumsikan beberapa hal.
Pertama, sanggup jadi hal itu menurut pengalaman mereka sebelum terciptanya insan dimana ada makhluk yang berlaku merusak dan menumpahkan darah.
Kedua, atau sanggup juga malaikat menduga bahwa alasannya yang akan ditugaskan menjadi khalifah bukan malaikat, maka tentunya makhluk ini berbeda dengan mereka yang senan-tiasa bertasbih dan memuji Allah Swt.
Ketiga, sanggup juga alasannya dari penamaan Allah Swt. terhadap makhluk yang akan diciptakan dengan sebutan khalifah. Kata khalifah ini mengisyaratkan pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian niscaya ada diantara mereka yang berbuat kerusakan, perselisihan dan pertumpahan darah. Wallahu a’lam. Tetapi, apapun latar belakang pertanyaan malaikat tersebut, yang niscaya malaikat hanya bertanya kepada Allah Swt. bukan memberikan keberatan terhadap rencana Allah Swt.
Kemudian dalam ayat tersebut, diketahui bahwa pertanyaan malaikat itu dijawab singkat oleh Allah Swt.: إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ”Sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui apa yang kau tidak ketahui”. Jawaban Allah Swt. tersebut juga diperkuat bahwa insan memang layak ditugasi sebagai khalifah di muka bumi alasannya kelebihan insan jikalau dibandingkan makhluk lain termasuk malaikat. Kelebihan yang sangat faktual yaitu kelengkapan unsur penciptaan manusia, yaitu jasad fisik, ruh termasuk di dalamnya nafsu, dan yang terpenting kelebihan logika pikiran yang dikaruniakan Allah Swt. kepada manusia.
Dalam ayat selanjutnya, ayat 31-32, Allah Swt. menyatakan kelebihan insan dibandingkan makhluk lainnya.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana isi kandungan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30-32 tentang insan dan tugasnya sebagai hamba Allah Swt. dan khalifah di bumi. Sumber buku Al-Qur'an Hadits Kelas X MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.