Halaman

Minggu, 20 Januari 2019

Biografi Abdullah Bin ‘Abbas Ra Dan Jumlah Hadis Yang Diriwayatkannya

Sahabat Nabi Saw kelima sesudah ‘Aisyah ra. yang mendapat julukan “bendaharawan hadis” (al-muksirun fi al-hados) ialah 'Abdullah ibn Abbas ra. Nama dia ialah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muttalib bin Hasyim lahir di Mekah tiga tahun sebelum Hijrah. Ayahnya ialah Abbas, paman Rasulullah Saw., sedangkan ibunya berjulukan Lubabah binti Ḥaris yang dijuluki Ummu Fadl, saudari dari Ummul Mukminin Maimunah, istri Rasulullah Saw. Abdullah bin Abbas dikenal dengan panggilan Ibnu Abbas atau juga disebut Abul Abbas.

Ibnu Abbas ialah salah seorang dari empat perjaka yang dijuluki “Al- ‘Abadillah” (empat orang perjaka yang berjulukan Abdullah). Tiga dari al- Abadillah yang lain ialah ‘ Abdullah bin ‘ Umar (Ibnu ‘ Umar), Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair), dan Abdullah bin Amr ra. Mereka termasuk di antara tiga puluh orang yang menghapal dan menguasai Al-Qur’an pada ketika Fathu Makkah (penaklukkan kota Mekah), serta merupakan penggalan dari ulama yang dipercaya kaum muslimin untuk memberi fatwa ketika itu. Ibnu Abbas ialah sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang, ia dijuluki sebagai informan umat Islam. Dari beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Ibnu Abbas senantiasa mengiringi Rasulullah Saw. Beliau menyiapkan air wudlu Nabi, berjamaah bersama Nabi, dan sering menghadiri majelis-majelis ilmu Nabi Saw. Oleh alasannya ialah itulah, dia banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad Saw.. Nabi Muhammad Saw. pernah secara khusus pernah mendoakan beliau:

“Ya Allah fahamkanlah ia wacana agama dan ajarilah ia ta`wil” (HR. Ahmad)

Berkat doa ini pulalah Ibnu Abbas mempunyai banyak sekali keutamaan. Selain dalam hal penafsiran Al-Qur’an dia juga pandai dalam hal ilmu nasab, sya’ir, fikih dan ilmu-ilmu agama Islam yang lain. Beliau dijadikan acuan oleh banyak sahabat sepeninggal Rasul Saw.

Murid Ibnu Abbas, Ata` bin Abi Rabbah ̣ mengatakan, “Banyak orang mendatangi Ibnu Abbas untuk mempelajari syair dan nasab-nasab. Orang yang lain mendatangi Ibnu Abbās untuk mempelajari sejarah hari-hari peperangan. Dan kelompok lainnya mendatangi Ibnu Abbās untuk mempelajari ilmu agama dan fikih. Tidak ada satu golongan pun dari mereka kecuali mendapat apa yang mereka mau.”

Ibnu Abbas gres berusia menginjak 15 atau 16 tahun ketika Nabi wafat. Setelah itu, pengejarannya terhadap ilmu tidaklah berhenti. Beliau berusaha menemui sahabatsahabat yang telah usang mengenal Nabi Saw. demi mempelajari apa-apa yang telah Nabi ajarkan kepada mereka semua. Dengan kesungguhannya mencari ilmu, baik di masa hidup Nabi maupun sesudah Nabi wafat, Ibnu Abbas memperolah kebijaksanaan yang melebihi usianya. Karena kedalaman pengetahuan dan kedewasaannya, ‘Umar bin Khattab menyebutnya ‘pemuda yang tua' (matang).

Khalifah Umar sering melibatkannya ke dalam pemecahan permasalahan-permasalahan penting negara. Bahkan sering mengedepankan pendapat Ibnu Abbas daripada pendapat sahabat-sahabat senior lain.Argumennya yang cerdik dan cerdas, bijak, logis, lembut, serta mengarah pada perdamaian membuatnya handal dalam menuntaskan perselisihan dan perdebatan. Beliau memakai debat hanya untuk mendapat dan mengetahui kebenaran, bukan untuk pamer kepintaran atau menjatuhkan lawan debat. Hatinya higienis dan jiwanya suci, bebas dari dendam, serta selalu mengharapkan kebaikan bagi setiap orang, baik yang dikenal maupun tidak.

Umar pernah berkata, “Sebaik-baik tafsir Al-Qur’an ialah dari Ibnu Abbas. Apabila umurku masih lanjut, saya akan selalu bergaul dengan Abdullah bin Abbas.”

Sa`ad bin Abi Waqqas menerangkan, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih cepat dalam memahami sesuatu, yang lebih cendekia dan lebih bijaksana daripada Ibnu Abbas.”

Ibnu Abbas tidak hanya dikenal alasannya ialah pemikiran yang tajam dan ingatan yang kuat, tapi juga dikenal murah hati. Teman-temannya mengatakan, “Kami tidak pernah melihat sebuah rumah penuh dengan makanan, minuman, dan ilmu yang melebihi rumah Ibnu Abbas.”

Ubaidullah bin ‘Abdullah bin Utbah berkata, “Tak pernah saya melihat seseorang yang lebih mengerti wacana hadis Nabi serta keputusan-keputusan yang dibentuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman, daripada Ibnu Abbas.”

Sebagaimana lazimnya pada ketika itu, pejabat pemerintahan ialah orang-orang alim. Ibnu Abbas pun pernah menduduki posisi gubernur di Bashrah pada masa kekhalifahan ‘Ali bin Abi Talib. Penduduknya bertutur wacana sepak terjang beliau, “Ia mengambil tiga kasus dan meninggalkan tiga perkara. Apabila ia berbicara, ia mengambil hati pendengarnya; Apabila ia mendengarkan orang, ia mengambil telinganya (memperhatikan orang tersebut); Apabila ia memutuskan, ia mengambil yang termudah. Sebaliknya, ia menjauhi sifat mencari muka, menjauhi orang berbudi buruk, dan menjauhi setiap perbuatan dosa.”

Ibnu Abbas meriwayatkan sekitar 1.660 hadis Beliau juga aktif menyambut jihad di Perang Hunain, Tha’if, Fathu Makkah dan Haji Wada`. Selepas masa Rasul, Ia juga menyaksikan penaklukkan Afrika bersama Ibnu Abu As-Sarah, Perang Jamal dan Perang Siffin bersama ‘Ali bin Abi Talib. Pada simpulan masa hidupnya, Ibnu Abas mengalami kebutaan. Beliau menetap di Ta’if sampai wafat pada tahun 68H di usia 71 tahun.
Baca Juga :
4. Biografi Abdullah bin Amr bin ‘As ra dan Jumlah Hadis yang Diriwiyatkannya
5. Ilmu yang di Kuasai Aisyah dan Jumlah Hadis yang Diriwayatkannya

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana biografi Abdullah bin ‘Abbas ra dan hadis yang diriwayatkannya. Semoga kita sanggup mengambil pelajaran dari pembahasan tersebut. Aamiin. Sumber Hadis Ilmu Hadis Kelas X MA, Kementerian Agama Republik Indonesia, Jakarta 2014. Kujungilah selalu etikahidupmuslim.blogspot.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Facebook Twitter Google+

Back To Top